Kamis, 07 Agustus 2014

BUKU BARU: IDEAL ALKITAB BAGI BANGSA



Penulis: Samuel Tumanggor
Penerbit: Satu-satu

Selama manusia masih leluasa memeras otak dan kekreatifan di kolong langit, Anda boleh yakin bahwa barang hasil teknologi seperti telepon seluler (ponsel) bisa kian “pintar” saja. Makin kemari kita menjumpai fitur dan fasilitasnya makin beraneka dan makin canggih. Para utas teknologi merakitnya untuk mempermudah dan memperkaya hidup manusia.

Nah, apa tanggapan Anda jika seorang mempunyai ponsel pintar tercanggih tapi hanya memakainya untuk kontak telepon dan berkirim pesan singkat? Semua fitur dan fasilitas lainnya—kamera, pemutar musik, pelacak posisi (GPS), internet, dll.—tersedia di situ, tapi dia hanya memanfaatkan dua fasilitas itu saja.

“Sayang betul barang canggih cuma dipakai untuk itu!” Mungkin begitulah komentar Anda sambil menggeleng-gelengkan kepala atau menepuk dahi. Saya sepakat dengan Anda, orang itu tidak tahu memanfaatkan potensi besar yang ada di genggamannya.

Hal serupa hendak saya kemukakan tentang Alkitab. “Kitab pintar” ini memiliki fitur-fitur ide yang serba luas dan penting bagi kehidupan kita. Allah Yang Mahakuasa mengilhamkannya untuk menyelamatkan dan memperkaya hidup manusia.

Nah, apa tanggapan Anda jika orang Kristen, yang memegang dan menjunjung Alkitab, hanya memanfaatkan ide-ide terbatas saja dari kitab pintar segala masa itu? Berbagai ide tersedia di situ tapi orang Kristen hanya menggeluti ide-ide yang “itu-itu lagi.”

Saya rasa kita dapat berseru bersama, “Sayang betul buku canggih cuma dipakai untuk itu!” Dan demikianlah adanya. Alkitab memuat beragam ide tentang kehidupan yang luas, tapi terlalu sering umat Kristen “menciutkan” kitab pintar ini hingga seolah-olah hanya berisi ide-ide yang terbatas pada kisaran topik tentang keselamatan jiwa, persekutuan kristiani, pertumbuhan rohani, kasih, pujian dan penyembahan, kesetiaan kepada Tuhan, keluarga saleh, pekabaran injil, akhir zaman. Tahun lepas tahun khotbah mimbar atau pembinaan rohani beredar di sekitar topik-topik itu saja, di sekitar ide-ide yang kebanyakan berfokus pada kerohanian pribadi orang Kristen dan pelayanan gerejawi.

Bagaimana dengan ide-ide Alkitab tentang kebangsaan, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, seni, hukum, sikap terhadap (pemeluk) agama lain, dsb.? Ke mana larinya bahasan atau pengajaran tentang ide-ide itu, yang sesungguhnya mencakup realitas luas dari hidup manusia? Atau, mungkinkah di antara pembaca malah ada yang bertanya, “Memangnya ada ide-ide Alkitab tentang semua hal itu?”


Dapatkan buku ini dengan harga Rp 40.000,-
**Dapatkan diskon khusus (15%) untuk anggota Perpustakaan Perkantas DIY

Memandu Bangsa



Penulis: Samuel Tumanggor
Penerbit: Satu-satu

Memandu Bangsa - Ide-ide nasrani untuk kemajuan negeri

Sejatinya, kenasranian adalah untuk segala bidang hidup kita di bumi ini - bukan untuk kebaktian belaka! - khususnya di tengah bangsa tempat Allah menghadirkan kita sebagai garam dan terang. Dalam buku II ini, Samuel Tumanggor menghimbau agar kaum 'garam dan terang' ambil peran di tengah bangsa. Paradigma-paradigma baru dibukakannya untuk mendepak paradigma lama bulukan tentang kebangsaan yang berupa kosmetik saja di lingkungan Nasrani kita: yang mencium bendera Merah Putih tanpa punya hati Merah Putih; yang berdoa minta Allah memulihkan Indonesia tanpa berkarya serius dan khusus bagi Indonesia. "Sudahlah dengan semua itu! Bukalah buku ini, bukalah hati Anda, dan izinkanlah Allah menjadikan Anda pandu bangsa yang sejati Nasrani sejati dan Indonesia sejati."

Dapatkan buku ini dengan harga Rp 40.000,-
**Dapatkan diskon khusus (15%) untuk anggota Perpustakaan Perkantas DIY

Orang Nasrani, Pandu Bangsamu! #Buku 1 - Samuel Tumanggor


Penulis: Samuel Tumanggor
Penerbit: Satu-satu

CATATAN DI HULU

BANYAK ORANG NASRANI INDONESIA peduli kepada bangsanya. Ini terbukti dari doa yang tak putus-putus bagi bangsa dan negara dalam segala kebaktian gereja atau ibadat khusus atau ibadat pribadi. Gaya doa itu pun macam-macam. Ada yang berdoa dengan bersajak, dengan bergumam, dengan berurai air mata, atau bahkan dengan meraung-raung. Bagaimanapun, semua paham bahwa Tuhanlah harapan bagi bangsa ini, yang tak kunjung bangkit sejak terpuruk pada tahun 1997. Pada intinya, kita mengasihi bangsa kita dan ingin melihat sentuhan Allah memulihkannya, secara jasmani dan rohani.

Buku Orang Nasrani, Pandu Bangsamu! (I) saya persembahkan untuk mendukung segala doa yang sudah kita kerahkan. Judulnya berupa seruan/suruhan karena saya merasa bahwamemandu bangsa adalah tindak nyata yang harus kita tekankan dan terapkan lebih serius lagi di tengah segala arus doa kita. Itu akan memenuhi rumusan “berdoa dan bekerja” sekaligus jadi penjabaran lagu agung yang masih kita nyanyikan bersama seluruh rakyat Indonesia: “Di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku.” Demikianlah buku ini, dan juga jilid duanya yang insya Allah akan menyusul kemudian, mengemukakan konsep dan petunjuk untuk berbuat sesuatu sebagai timbalan doa. Siapa nyana, Al Kitab ternyata memuat gagasan-gagasan besar tentang memandu bangsa sebagai perwujudan “kewargaan surga” dalam “kewargaan bumi.”

Dalam buku ini akan Anda jumpai enam pasal yang sebenarnya pecahan dari tiga pasal induk yang panjang. Justeru karena panjang, saya belah dua pasal-pasal induk itu. Seperti buku yang terdahulu, buku ini pun saya susun dengan konsep “album musik.” Anda tahu bagaimana album musik. Di bawah satu judul kita biasa temukan sekitar sepuluh lagu yang “otonom.” Tema tiap-tiap lagu bisa beragam, begitu pula gubahan musiknya. Nah, hampir seperti itulah buku ini: tiap-tiap pasal induk berdiri sendiri, punya tema dan gubahan yang khas, namun tetap terajut oleh satu benang merah: kewajiban orang Nasrani memandu bangsanya. Hal-hal yang ditekankan setiap pasal induk adalah yang saya, selaku penulis, pandang penting, mendasar, dan mudah dikaji/diterapkan oleh kaum Nasrani Indonesia secara umum untuk memandu bangsa. Ini sisi subjektif dalam penulisan. Lain penulis boleh jadi menuliskan lain hal untuk tujuan yang sama.

Gagasan tiap-tiap pasal induk tulen dari otak Indonesia ini dan agaknya belum pernah ada yang menuliskan, khususnya dalam tautan Indonesia. Sejujurnya, gagasan tiap-tiap pasal induk tersebut bisa dikembangkan jadi satu buku tersendiri, namun saya memilih untuk membatasi pengembangannya dan menderetkannya saja di satu buku. Maksudnya supaya berbagai gagasan segar dapat cepat disiarkan dan ditanggapi secara sehat demi Allah dan demi Indonesia. Pikiran praktis saja! Saya bersyukur sekali kalau ada pemikir-pemikir/pendekar-pendekar pena lain yang mau mengembangkan gagasan/konsep dalam buku ini. Bahu-membahu macam itulah yang dibutuhkan bangsa kita saat ini.
Untuk memudahkan pembaca, baiklah saya garisbesarkan isi buku. Dalam enam pasal kita akan membahas:

§ Pasal satu dan dua: Pendaratan kenasranian/”kewargaan surga” kita dalam keindonesiaan/”kewargaan bumi” kita; pernyataan umum dan khusus Allah tentang memandu bangsa; kebenaran dan dosa sebagai patokan bagi kemajuan dan kemunduran bangsa; nilai-nilai kepanduan yang harus diterapkan Gereja Indonesia, berikut rintangannya.
§      Pasal tiga dan empat: Peran Allah dalam memandu kehidupan setiap bangsa di segala zaman; daulat dan kasih Allah atas bangsa-bangsa; tuntunan Allah tidak terbatas kepada bangsa Israel saja, tetapi kepada semua bangsa juga, termasuk bangsa kita; Allah telah dan tetap memandu bangsa Indonesia, sehingga kita pun harus memandu bangsa kita.
§    Pasal lima dan enam: Gagasan yang dituliskan adalah satu sarana ampuh untuk memandu bangsa; Al Kitab sebagai gagasan Allah yang dituliskan dan dampaknya kepada kehidupan manusia; bangsa Barat sebagai teladan kegiatan tulis-menulis dan dampak baik/buruk tulisan mereka bagi dunia; belum swasembadanya dunia pustaka Nasrani Indonesia dan akibatnya bagi Gereja Indonesia; kendala dan kerugian tidak menulis serta jalan untuk mengatasinya.

Cukup banyak “daging” dalam satu buku! Dan seperti Anda maklumi, buku apa pun pasti mengungkapkan keyakinan penulisnya, tak terkecuali buku ini. Jadi, saya telah menyusunnya dengan keyakinan-keyakinan berikut: bahwa Al Kitab adalah benar dan seharusnya mendarat pada tautan hidup kita, dalam hal ini keindonesiaan kita, bukan melayang-layang saja di atasnya; bahwa Al Kitab terbuka bagi semua orang beriman dan seharusnya dikaji oleh setiap orang beriman hanya dengan syarat: akal sehat, itikad murni, dan tuntunan Roh Kudus; bahwa semua ilmu bersumber pada Allah dan seharusnya dipakai untuk memperkaya bahasan-bahasan Al Kitabiah; bahwa bangsa Indonesia masih terpuruk dan kaum Nasrani sebagai salah satu komponen bangsa seharusnya memandunya keluar dari lembah bayang-bayang maut; bahwa kepanduan bangsa adalah hal yang am dan semua anak bangsa seharusnya melakukannya; bahwa pandu-pandu Indonesia harus mengasihi dan mengidentikkan diri dengan bangsanya kalau mau memandunya secara efektif; bahwa Allah masih bicara kepada orang di zaman ini pun, lewat media apa pun, sehingga saya harap dari buku ini Anda bisa mendengar bisikan-Nya bagi Anda secara pribadi—bisikan untuk memandu bangsa Anda demi kemuliaan Allah. Cukup banyak keyakinan dalam satu alinea!

Tanpa niat berpanjang-panjang lagi, saya persilakan Anda beranjak ke halaman pertama. Saat mengantar Anda sekarang ini saya teringat perkataan seorang rekan mahasiswi baru-baru ini: “Sepertinya percuma berdoa untuk bangsa dan negara, tidak ada perubahan.” Saya bertanya-tanya, mungkinkah begitu juga yang Anda rasakan sebagai pejuang-pejuang doa? Jika demikian, Anda sedang memegang buku yang tepat untuk menanggulangi rasa kecewa itu. Apabila gagasan-gagasan buku ini kita telaah dan jabarkan bersama-sama, niscaya doa tidak akan percuma lagi. 

Akhir kata, selamat menyelami dan menikmati; selamat berdoa dan bekerja sebagai “pandu ibu.”

Dapatkan buku ini dengan harga Rp 40.000,-
**Dapatkan diskon khusus (15%) untuk anggota Perpustakaan Perkantas DIY


Hei, Kata Tuhan, "Beranakcuculah"!



Penulis: Samuel Tumanggor*
Penerbit: Satu-satu

Sudahkah Anda mengetahui makna penting Mandat Sosial Alkitab, “Beranakcuculah dan bertambah banyak …,” di antara perintah-perintah lain AlkitabSudahkah Andamengetahui hubungan eratnya dengan asmara dan keluarga serta faedah besarnya bagi Anda, bagi bangsa, dan bagi Gereja? Jika belum, buku ini tepat Anda baca.

Anda akan mendapati Hei, Kata Tuhan, “Beranakcuculah” berbeda dengan buku-buku lain tentang asmara dan keluarga. Lewat buku ini, Sam Tumanggor mengajak Anda berpikir mandiri dan kritis terhadap sejumlah isu atau ide seputar asmara dan keluarga yang berkembang di kalangan Kristen. Tujuannya tentu saja bukan untuk iseng-iseng asah otak, tetapi untuk mendulang pemahaman yang baik, benar, sehat, yang kemudian bisa diwujudkan dalam tindak nyata.


*Sam Tumanggor adalah seorang pengalih bahasa dan penulis yang tinggal di Bandung, Jawa Barat. Ia telah mengalihbahasakan banyak buku dan menulis beberapa buku: Demi Allah dan Demi Indonesia (2006), Orang Nasrani, Pandu Bangsamu! (2007), Memandu Bangsa (2008), Bangkit Memandu Bangsa (2010), Tuhan Gunung atau Tuhan Alam Semesta? (2011), dan Berpikir di Tingkat Bangsa (2012). Ia dan istrinya, Rut, menikah di tahun 2003 dan telah dikaruniai tiga orang putri.


Dapatkan buku ini dengan harga Rp 40.000,-
**Dapatkan diskon khusus (15%) untuk anggota Perpustakaan Perkantas DIY

UNFINISHED (Belum Selesai)


Penulis: Richard Stearns
Penerbit: Literatur Perkantas Jawa Timur

PERCAYA KRISTUS HANYALAH SEBUAH AWAL

Apakah Anda merindukan sesuatu yang lebih mendalam akan makna dan tujuan hidup Anda? Apakah Anda sudah lama menjadi orang Kristen, rajin ke gereja, dan setia membaca Alkitab, tetapi Anda masih merasa ada sesuatu yang terhilang? Anda mungkin benar.

Dua ribu tahun yang lalu Yesus memberikan tugas mendesak bagi para pengikutnya sebelum ia naik ke sorga, tetapi tugas itu hingga kini belum selesai. Pada intinya, itu bukan hanya undangan untuk percaya Dia; Itu adalah sebuah panggilan yang tegas untuk bertindak. Sebuah tantangan untuk pergi ke ujung bumi, untuk merebut kembali dan memulihkannya kembali bagi Kristus.

Sederhananya, pesan dari buku ini adalah Allah telah mengundang Anda bergabung dengannya dalam misi-Nya untuk mengubah dunia dan menyelesaikan amanat-Nya. Dan jika Anda secara pribadi tidak berpartisipasi dalam usaha Allah yang besar ini, tentulah Anda akan kehilangan tujuan utama mengapa Anda diciptakan oleh Allah. Penulis buku laris Richard Stearns mengundang Anda bukan hanya berdiri di kursi penonton, tetapi ikut bermain di lapangan. Saat Anda merespons, petualangan Anda dimulai.

Dapatkan buku ini dengan harga Rp 60.000,-
**Dapatkan diskon khusus (15%) untuk anggota Perpustakaan Perkantas DIY

Christ The Controversialist – Kristus Sang Kontroversialis


Penulis: John Stott
Penerbit: Literatur Perkantas Jawa Timur

Meneladani Pelayanan dan Pengajaran Yesus yang Radikal

Kita sering membayangkan Yesus sebagai pembuat damai, yang begitu sabar dan lembut dalam menghadapi ajaran atau praktik ibadah yang salah. Ternyata Injil tidak mengatakan seperti itu. Yesus berkonflik keras. Dia banyak tidak setuju dan menentang banyak hal.  Dia berdebat secara sengit dengan berbagai kelompok pemuka agama di zaman itu. Kontroversi apa saja yang Dia buat?
-Dia berargumen bahwa kita akan mengalami karya Allah yang sangat berkuasa secara supranatural baik di dunia maupun akhirat.
-Dia tidak setuju apabila tradisi manusia menjadi lebih diutamakan menggantikan Alkitab, sebagai fondasi dasar kita.
-Dia berargumen bahwa Alkitab bukanlah tujuan akhir bagi dirinya sendiri, tetapi ada tujuan yang melampaui itu.
-Dia menekankan bahwa Allah menerima kita berdasarkan apa yang kita terima dari Dia, bukan karena apa yang kita lakukan bagi-Nya.
John stott dengan berani menegaskan berbagai kontroversi yang dimunculkan Yesus untuk memperjelas inti dari iman Kristen yang sejati. Teks klasik yang ditulis oleh John Stott ini begitu kontroversi saat pertama kali diterbitkan, bahkan tidak kalah kontroversinya pada masa kini. Namun yang terpenting adalah maukah Anda mengikut dengan sungguh Kristus yang radikal dan kontroversial?


Dapatkan buku ini dengan harga Rp 55.000,-
**Dapatkan diskon khusus (15%) untuk anggota Perpustakaan Perkantas DIY
***Dapatkan diskon khusus mahasiswa (50%)